Konsep Dasar Geografi


Assalamullaiqum wr. wb.


Hai lagi teman-teman, pada blog ini saya akan menyumbangkan pengetahuan saya tentang ilmu Geografi dimasa perkuliahan saya. Dan pada postingan saya kali ini saya akan melanjutkan pembahasan materi yang terdapat di postingan sebelumnya yaitu berjudul tentang Prinsip Dasar Geografi, pada postingan saya kali ini kita akan membahas tentang Konsep Dasar Geografi. Dan bagi teman-teman sekalian yang belum bekunjung ke postingan saya sebelumnya saya menyarankan bagi kalian untuk berkunjung ke postingan sebelumnya supaya agar memdahkan kita dalam memahami materi selanjutnya.

Ok langsung saja tanpa basa-basi yang memakan waktu mari kita bahas materi berikut.



     Sebelum kita masuk ke pembahasan yang lebih dalam, terlebih dahulu kita harus tahu bahwa perbedaan Geografi dengan disiplin ilmu lainnya adalah ontologinya yang berupa objek material yang di aplikasikan dalam pendekatan (cara memandangnya), prinsip (kerangka berpikir dasar), dan konsep (kerangka memahami) terhadap objek yang di teliti (objek materialnya). Cara memandang atau sudut pandang Geografi atau cara berpikir terhadap suatu gejala di permukaan bumi ini memerlukan sejumlah konsep-konsep dasar dan esensial yang saling berkaitan.
     Didalam dunia pendidikan, konsep-konsep geografi dibedakan menjadi konsep dasar dan konsep esensial Geografi. Dan pada postingan ini kita akan membahas terlebih dahulu tentang konsep dasar Geografi, untuk konsep esensial geografi kita akan bahas pada postingan selanjutnya.

Konsep Dasar Geografi

   Menurut Suharyono (1994),  Konsep dasar ilmu merupakan konsep-konsep paling penting yang menggambarkan sosok ilmu atau struktur ilmu. konsep dasar ilmu adakalanya diberi sebutan konsep utama ilmu yang mengambarkan esensi atau hakikat ilmu itu.
    Konsep dasar Geografi yang dikemukakan oleh ahli satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Hal ini disebabkan adanya perbedaan pemikiran, tradisi, titik perhatian, atau spesialisasinya. Jan Broek, mengemukakan konsep-konsep dasar Geografi sebagai berikut.

1. Penghargaan atau Pandangan budaya atas bumi

      Lingkungan alam bukan merupakan gabungan unsur-unsur alam yang kaku dan menuntun adaptasi dari masyarakat manusia secara ketat dan seragam dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu, setiap masyarakat yang hidup pada zaman yang berbeda menanggapi lingkungan alamnyapun berbeda sesuai dengan keadaan tempat tinggal dan pandangan hidup yang dianutnya. Kemajuan teknologi berjalan mengikuti perubahan pandangan manusia terhadap lingkungannya. Penanganan manusia atas sumber daya(eksplorasi dan eksploitasi) tergantung dari tingkat kependidikan, ikatan sosial, kompetensi teknik, semangat wiraswasta, organisasi ekonomi, dan stabilitas politik.

2. Konsep Regional

      Konsep regional merupakan satu alat untuk memahami perbedaan dan persamaan wilayah di permukaan bumi. Suatu region mempunyai kesamaan sifat homogen yang internal yang bisa dibedakan dengan wilayah sekitarnya. Karakter pengenalannya barangkali ditandai dengan kemiripan atau keseragaman tentang alamnya atau kegiatan ekonomi di suatu tempat. Barangkali hal itu merupakan suatu sistem antar wilayah satu dengan lainnya membentuk sistem fungsional. kondisi keseragaman tersebut dapat digeneralisasikan untuk menggambarkan suatu region. Pengertian region sebagai konsep intelektual berguna sekali untuk memahami dualisme yang ada dalam studi Geografi, yaitu studi topikal (sistematis) dan studi regional. pendekatan topikal digunakan untuk mendefenisikan kriteria yang ditetapkan untuk penentuan suatu region, sedangkan konsep regional mengidentifikasikan wilayah-wilayah seragam.

3. Pertalian Wilayah

     Keadaan fenomena fisik secara bersama-sama dalam suatu wilayah bukanlah hal yang kebetulan dan sebagai kumpulan yang bercampur aduk tidak beraturan, seperti tubukan sampah yang dilempar di tong sampah. Akan tetapi, kumpulan fenomena ini merupajkan asosiasi yang mempunyai sifat organisasi rasional dan komprehensif. Konsep pertalian wilayah ini sangat erat  dengan pendekatan-pendekatan yang digunakan oleh ahli-ahli Geografi dalam mempelajari suatu tempat atau wilayah. Mari kita bandingkan, misalnya, ahli antropologi yang sedang membayangkan adanya percampuran unsur budaya di suatu tempat dan ahli sejarah menghadapi persoalan pengukuran peristiwa kejadian masa lampau disuatu tempat tersebut. Unsur budaya dan unsur waktu yang dikemukakan oleh kedua ahli itu berlaku  di suatu tempat secara internal atau membentuk suatu kesatuan dalam bahasa prancis disebut ensemble dan dalam bahasa jerman disebut gestalt.  oleh sebab itu, relasi antar unsur dalam suatu wilayah menghasilkan suatu proses yang memberikan suatu ciri khusus kepada wilayah yang besangkutan (disebut ensemble atau gestalt).  Interelasi diantara eleme-elemen itu itu bukan sebagai proses tunggal. Jika proses ini kita runut, dapat diketahui semua karakteristik suatu tempat pada suatu kasus tunggal, misalnya iklim, relief, dan bentuk pemerintahan. Hasil proses interaksi elemen-elemen tersebut mencerminkan pandangan hidup penduduk, Aktivitas penduduk dan organisasi kemasyarakatan yang ada di wilayah tersebut.

4. Interaksi Keruangan

      Adanya pembagian pembagian pekerjaan berarti menghasilkan spesialisasi, tetapi juga interdependensi. Apabila kira kaitkan dengan tempat, dibutuhkan spesialisasi wilayah yang berhubungan dengan wilayah-wilayah lain untuk kepentingan pertukaran barang dan jasa. Dengan kata lain, perbedaan intergrasi wilayah memerlukan interaksi. interaksi antar ruang merupakan keniscayaan geografis karena tidak ada satu pun wilayah swasembada sumberdaya. interaksi semacam ini termasuk organisasi keruangan. Oraganisasi keruangan ini mempunyai derajat atau tingkatan secara fungsional, misalnya pusat-pusat pelayanan. Sebaliknya, interaksi keruangan tergantung pada movement sirkulasi, yakni pergerakan, bak berupa pesan, barang, maupun orang. Situasi suatu tempat diartikan bagaimana posisinya terhadap jaringan movement sirkulasi dan merupakan hal yang penting dalalm menentukan karakter tempat itu. Lokasi pusat berarti mempunyai nilai derajat aksebilitas yang tinggi. Sebaliknya, lokasi pinggiran diartikan sebagai wilayah yang terisolasi.

5. Lokalisasi

     Arti Lokalisasi adalah pemusatan suatu kegiatan pada wilayah yang terbatas. Dapat dikatakan, suatu aktivitas tertentu. Pemusatan kegiatan ini justru dapat menambah fungsi wilayah tersebut. Misalnya, kota pelabuhan sebagi salah satu bentuk upaya lokalisasi yang dapat mendorong tumbuhnya industri galangan kapal, industri kimia, industri tekstil, pusat perbelanjaan, dan sebagainya. Fenomena "keterkaitan" ini sebagai akibat dari pemusatan pekerjaan dengan penduduk beserta perubahan karakteristik dari wilayah sekelilingnya.

 6. Pentingnya Skala

      Agar suatu konsep menjadi jelas, perlu adanya aplikasi penyamaan, baik untuk wilayah yang luas maupun wilayah yang sempit. Contohnya, gestalts wilayah yang tidak luas kota Malang, Jawa Timur, dan wilayah di sekitarnya. Struktur internalnya menunjukkan interaksi keruangan antara kota dan desa ; antara pabrik, pusat perbelanjaan, dan permukiman penduduk. Setiap lokalisasi ini mepunyai bagian-bagian wilayah tertentu, contoh kota Malang. Kota ini merupakan pandangan yang bersifat miktokosmos (wilayah sempit). Sebaliknya, pada pandangan makrokosmos (wilayah luas), apabila diterapkan dipulau jawa, kota-kota besar, seperti Malang, hanyalah sebuah titik. Kenampakan detail kota Malang, seperti perumahan, pabrik rokok, kawasan industri, dan pusat perbelanjaan tidak akan muncul. Dengan demikian, kota Malang merupakan contoh makrokosmos (wilayah sempit), sedangkan pulau jawa contoh contoh makrokosmos (wilayah luas). Jika kota malang menggunakan skala besar, generalisasi pun makin kecil sehingg detail kenampakan yang diperlihatkan semakin teliti. Sebaliknya peta yang berskala kecil, misalnya pulau jawa, generalisasinya makin besar sehingga makin tidak detail kenampakan yang direkamnya. Namun demikian, tidak dapat dikatakan bahwa yang menggunakan skala besar akan lebih baik dibandingkan dengan peta bersakal kecil karena "nilainya" tergantung dari tujuan peta tersebut dibuat.
      Dari contoh diatas, dapat kita terapkan dengan tempat/kota lain tempat kita berada. Misalnya, kita tinggal di kota padang. Skala kota padang dibandingkan dengan skala pulau sumatera atau kota-kota yang lain terletak di seluruh pulau nusantara.

7. Konsep Perubahan

      Semboyan "bumi tak akan musnah" merupakan pandangan yang menggambarkan bahwa dunia ini terus-menerus mengalami perubahan. Perubahan di bumi berlangsung terus menerus, baik yang menyangkut keadaan alam maupun kehidupan umat manusia. Dengan konsep perubahan ini, ahli Geografi menggabarkan apa yang berlaku disuatu wilayah tertentu pada saat ini. Hal itu meruapakan hasil dari proses masa lalu yang berjalan cukup lama melalui aneka perubahan. Ada perubahan yang berlangsung dalam jangka pendek dan ada perubahan yang berlangsung dalam jangka panjang. Peristiwa-peristiwa gunung meletus atau gempa bumi yang menenggelamkan pulau Krakatau merupakan contoh perubahan yang sangat cepat, sedangkan perubahan iklim global dunia ini termasuk jangka panjang. Terhadap aneka perubahan ini, dalam studi Geografi harus diperhitngkan karena manusia juga melakukan tanggapan terhadap perubahan-perubahan dalam kehidupannya sebagai tantangan atau tawaran untuk memperbaiki kesejahteraan hidupnya. Peubahan ini menyebabkan manusia berusaha menemukan penemuan baru yang menguntungkan bagi kehidupanya.
      
      Moris J.H. (1972) mengemukakan konsep dasar Geografi hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Broek diatas, tetapi ada hal yang berbeda. Ia mengusulkan enam konsep dasar geografi, yaitu regionalisme, distribusi wilayah, hubungan timbal balik, perubahan-perubahan yang berlangsung terus-menerus, lapisan kehidupan, dan keterbatasan sumberdaya.
      Dan disini kita hanya membahas tentang konsep dasar Geografi yang dikemukakan oleh broek, untuk mengetahui konsep dasar Geografi yang dikemukakan oleh ahli lain silahkan kunjungi atau cari pada sumber referensi yang sudah saya sediakan dibawah.



Baiklah teman-teman sekalian, saya rasa cukup sampai disini saja pembahasan tentang konsep dasar Geografi. Dan pada postingan selanjutnya kita akan membahas materi tentang konsep esensial Geografi, bagi teman-teman yang ingin menambah pengetahuan yang sangat luas silahkan kunjungi postingan saya selanjutnya. Dan bagi teman-teman yang merasa masih ada yang materi kurang dimengerti silahkan berikan komentar kalian di bawah, atau untuk mendapatkan informasi update terbaru dari saya silahkan klik subscribe/ berlangganan diatas.

Dan terimakasih karena telah berkunjung ke blog saya, semoga ini bermanfaat bagi teman-teman sekalian.


Wassalamm....



Kata Bahasa


Sumber Referensi

Parlaungan, D. 2018. Pengantar Geografi, Medan : Unimed


Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Perkembangan Geografi

Objek Kajian Geografi